11 June 2018 04:47:17
Bermula dari gagasan Ibu Tien Soeharto dalam upaya mengungkap rasa syukur dan penghargaan yang tinggi atas peran serta dan dukungan masyarakat Indonesia dn mancanegara, serta keinginan beliau agar koleksi barang-barang keluarga Pak Harto termasuk cenderamata yang diperoleh dari para sahabat dan kenalannya selama masa pengabdiannya kepada nusa dan bangsa dapat dinikmati oleh Masyarakat luas.
Dibangun oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi selama 5 tahun 26 Desember 1987 s/d 26 Desember 1992 di atas areal seluas 19,73 ha dan diresmikan pembukaannnya pada tanggal 23 Agustus 1993 yang dipersembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia oleh keluarga Bapak Soeharto.
Secara garis besar bangunan MPBP dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
a. Bangunan Utama
b. Bangunan Penunjang
c. Tata ruang luar
Bangunan Utama seluas + 2,5 ha ini, terdiri atas satu bangunan kerucut utama dan empat kerucut sedang, berfungsi sebagai ruang pameran.
Bangunan penunjang terdiri atas gerbang penerima, kios cenderamata, kafetaria, kantor pengelola, musholla, shelter, restoran, arena bermain untuk anak-anak dan sangkar burung merak putih berfungsi sebagai penunjang operasional MPBP. Sedang tata ruang luar yang berfungsi sebagai area rekreasi dan penghijauan ini terdiri atas berbagai area taman dan tanaman langka khas Indonesia.
Bangunan Utama yang terdiri dari Ruang perjuangan, Ruang utama, Ruang Khusus, Ruang Asthabrata dan Perpustakaan ini menyimpan koleksi benda-benda bukti sejarah perjuangan dan pengabdian Bapak Soeharto, serta perang kemerdekaan sampai masa pembangunan, benda-benda seni, koleksi keluarga, cenderamata dari teman dan sahabat, tanda-tanda kehormatan dari dalam dan luar negeri, dan yang tak kalah menarik menariknya adalah ajaran dasar-dasar kepemimpinan “Asthabrata” yang divisualisasikan secara artistik dan sistimatis dalam adegan wayang sesuai urutan cerita Wahyu Makutha Rama, serta berbagai koleksi buku dari pelbagai disiplin ilmu.
Kecuali benda-benda tersebut dan koleksi karya seni ukir kayu bertema Ramayana & Mahabarata, dihalaman juga terdapat sebuah kapal perang KRI Harimau, bukti sejarahperjuangan pembebasan Irian Barat tahun 1962 dan pembangunan kubah berisi karya seni ukir kayu bertema Wahyu Makutha Rama (versi Bali), serta mobil bersejarah.
Sebagai wahana penhumpul, pelestarian dan penelitian, MPBP juga menghimpun, pelestarian berbagai jenis tanaman langka khas Indonesia, seperti jambu mawar, rambutan Irian, pohon laki-laki dan duwet putih.
Sebuah karya seni ukir indah mempesona, bertema “langlang buana “ / Pengider-ider bumi, dibuat dari sebuah akar kayu karet yang berasal dari halaman kediaman Bapak Jhon L. Parapak, Jalan Tanjung No. 1 Jakarta Pusat. Ukiran yang melukiskan 9 dewa penguasa bumi yang lazim disebut Dewa Sanga ini dikerjakan oleh 15 ahli ukir dibawah pimpinan Bapak I. Wayan Asin, selama 16 bulan pada tahun 1992.